Rahasia Menjadi Pribadi yang Lebih Baik (Review Buku Better Than Before oleh Gretchen Rubin)
December 29, 2018
Saya tertarik membaca buku ini karena saya merasa overwhelmed dengan kehidupan saya sehari-hari. Menjadi orang tua sekaligus bekerja di rumah bukan hal yang mudah bagi saya. Setiap hari saya harus bangun jam 6 pagi, bekerja, memasak, mengurus anak saya—yang sebentar lagi berumur 2 tahun, membereskan rumah—yang setelah saya bereskan bakal diberantakin lagi 😠kemudian saya tidur jam 11 atau 12 malam, bangun lagi jam 6 pagi dan begitu terus setiap hari. Di samping kesibukan itu, saya masih memiliki keinginan untuk melakukan hobi dan side project saya. Masalahnya, sudah tahu sibuk gitu, kalau ada waktu, kadang saya malah bermalas-malasan. Oleh karena itulah saya ingin berubah.
![]() |
Ebook Better Than Before by Gretchen Rubin |
Untuk mengubah diri, yang diperlukan adalah membentuk kebiasaan (selanjutnya saya tulis sebagai "habit") yang baik. Rubin mendefinisikan habit sebagai perilaku yang dilakukan tanpa sadar (secara otomatis), karena kita melakukan hal tersebut secara berulang-ulang. Jadi, dengan habit, kita enggak perlu mikir lagi untuk melakukan hal tersebut, seperti—kalau saya nih skincare-an setiap malam sebelum tidur. Saya enggak perlu lagi memutuskan "Malam ini aku mau pakai skincare ah," karena hal ini sudah jadi habit saya. Enggak-perlu-lagi-memutuskan (lack of decision making) inilah yang menjadi kunci utama habit.
The Four Tendencies
Sebelum membentuk habit, Rubin mengenalkan konsep Empat Tendensi (The Four Tendencies) untuk mengenal diri kita dengan lebih baik. Dengan mengetahui tendensi kita, kita akan lebih mudah dalam membentuk habit.
1. Upholder
Mereka yang memenuhi ekspektasi internal (dari dalam diri sendiri) dan eksternal (dari luar). Saat merencanakan sesuatu, seorang Upholder akan menanyakan "Apa yang ada di jadwal saya hari ini?"
2. Questioner
2. Questioner
Mereka yang mempertanyakan segalanya sebelum memulai sesuatu, "Apa yang harus saya lakukan hari ini dan mengapa?" Questioner memenuhi ekspektasi internal mereka tetapi menolak ekspektasi eksternal.
3. Obliger
3. Obliger
Obliger adalah kebalikan dari Questioner. Mereka memenuhi ekspektasi eksternal dan menolak ekspektasi internal. Mereka biasanya menanyakan "Apa yang harus saya lakukan hari ini?"
4. Rebel
4. Rebel
Rebel adalah kebalikan dari Upholder. Mereka menolak semua ekspektasi dan bertindak berdasarkan keinginan mereka, "Apa yang ingin saya lakukan hari ini?"
Dari uraian di atas, tendensi yang mana yang sesuai dengan kamu? Jika kamu masih ragu-ragu menentukannya, kamu bisa mengisi kuisnya di sini. Saya sendiri adalah seorang Questioner.
![]() |
Questioner |
Selain keempat tendensi tersebut, Rubin mengakategorikan kita berdasarkan cara kita me-manage waktu, seberapa cepat kita bekerja, perilaku berbelanja, sikap kita terhadap tujuan, simplicity, sikap, familiarity dan preferensi kita dalam membangun habit.
Setelah mengenal seperti apa tendensi kita, Rubin memberitahukan 4 hal dasar dalam membangun habit yang diperlukan untuk mencapai tujuan kita. Di buku ini, Rubin menyebutnya sebagai Pillars of Habit.4 Hal Dasar Dalam Membangun Habit
1. Monitoring
Misalnya saat kamu ingin mengontrol keuangan kamu. Dengan memonitor pengeluaran kamu secara akurat, kamu lebih mudah untuk mencapai tujuan kamu.
Sebaga contoh, saya memonitor kalori harian saya melalui aplikasi Lifesum, aktivitas dan siklus tidur melalui aplikasi Mi Fit dan gelang Mi Band dan kedisiplinan saya melalui habit tracker di bullet journal saya.
2. Foundation
2. Foundation
Ada 4 fondasi dasar yang harus dibenahi terlebih dahulu yang akan menunjang habit-habit lainnya, yaitu:
- pola tidur yang baik
- makan dan minum yang sehat
- rutin berolahraga, dan
- merapikan sekitar
Jika keempat hal di atas sudah bisa dilaksanakan dengan baik, maka membangun habit lain akan terasa lebih mudah. Bagi seorang ibu seperti saya, yang paling susah dilakukan adalah memiliki pola tidur yang baik. Oleh karena itu, saya memakai sleep tracker untuk memonitor pola tidur saya dan sedang berusaha untuk tidur paling tidak 7 jam per hari.
3. Scheduling
3. Scheduling
Dengan membuat jadwal untuk kegiatan tertentu di waktu yang spesifik, membangun habit akan jauh lebih mudah.
Misalnya, setiap sore jam 16.30, saya selalu mengajak anak saya main di luar rumah, entah bermain gelembung, mengamati lingkungan sekitar (anak saya suka mencari ladybug 😊), melukis, dll. Saya sudah lakukan ini selama lebuh dari 6 bulan dan sekarang tiap sore saya sudah tidak perlu lagi memutuskan "Sore ini mau ngajak anak saya ngapain ya?" Aktivitas ini seperti sudah berjalan secara otomatis.
Akan tetapi, seorang Rebel akan sulit untuk melakukan strategi ini.
4. Accountability
4. Accountability
Secara harfiah berarti keadaan untuk dipertanggungjawabkan. Karena accountability melibatkan pihak eksternal untuk mengingatkan saat kita tidak menjalankan habit kita, strategi ini akan mudah untuk para Obliger.
Sebelum membaca buku ini, ternyata saya sudah melakukan strategi ini. Saya ikut grup kecil di Facebook yang bertujuan untuk saling mengingatkan antar anggotanya untuk selalu stick pada jadwal olahraga kami.
Jawaban singkatnya adalah SEKARANG. Selain itu, dari dalam diri juga harus ditumbuhkan keinginan untuk berubah. Mulai dari hal-hal kecil, one step at a time.
![]() |
Best friends grow together |
Kapan waktu terbaik untuk memulai?
Jawaban singkatnya adalah SEKARANG. Selain itu, dari dalam diri juga harus ditumbuhkan keinginan untuk berubah. Mulai dari hal-hal kecil, one step at a time.
Keinginan, kemudahan dan alasan
Dalam menjalankan habit, pastinya at some point ada saja rintangan, rasa malas dan godaan. Di buku ini, Rubin juga menjelaskan banyak strategi untuk mengatasinya. Saya tidak akan menyebutkan semuanya karena nanti tulisan saya bisa jadi panjaaang banget. Saya akan menulis beberapa saja yang menurut saya paling mudah saya terapkan (p.s. saya adalah Questioner).
Strategy of abstinence a.k.a. mending enggak usah sekalian. Misalnya saat diet. Dari pada menyimpan sekotak camilan di kulkas yang—rencananya—mau dimakan sedikit demi sedikit saat cheat meals tetapiujung-ujungnya malah over eating, mending dari awal tidak perlu membeli camilan sekalian.
Strategy of inconvenience, dengan memanfaatkan kerepotan. Misalnya saat ingin menghindari keinginan untuk berbelanja online setiap ada sale, logout lah dari semua e-commerce dan hapus autofill peramban kamu.
Saya menyukai diksi Rubin karena sangat mudah dipahami bahkan oleh saya yang bukan _native speaker_ Bahasa Inggris. Hanya saja banyak bagian yang terasa sangat dipaksakan dan tidak perlu untuk dituliskan, seperti saat Rubin berkali-kali menceritakan tentang pengalam diet rendah karbo-nya. Beberapa dialog antara Rubin dengan teman, saudara perempuan dan kliennya juga mencitrakan bahwa Rubin itu orangnya ngeselin dan suka memaksakan keinginannya kepada orang lain.
Di bab awal, Rubin mengkategorikan jenis-jenis kepribadian manusia berdasarkan beberapa hal (seperti yang saya tulis di atas) namun klasifikasi ini kurang elaborasi serta kurang dieksplor di bab-bab selanjutnya. Meskipun demikian, saya belajar banyak dari buku ini dan beberapa tips dan strategi dalam membangun habit yang dia paparkan sangat berguna bagi saya.
Saya merekomendasikan buku ini kepada orang-orang yang kesulitan dalam membangun dan mempertahankan habit yang baik. Saya menganjurkan buku ini untuk dibaca secara skimming.
Strategy of inconvenience, dengan memanfaatkan kerepotan. Misalnya saat ingin menghindari keinginan untuk berbelanja online setiap ada sale, logout lah dari semua e-commerce dan hapus autofill peramban kamu.
Review Buku Better Than Before
Saya menyukai diksi Rubin karena sangat mudah dipahami bahkan oleh saya yang bukan _native speaker_ Bahasa Inggris. Hanya saja banyak bagian yang terasa sangat dipaksakan dan tidak perlu untuk dituliskan, seperti saat Rubin berkali-kali menceritakan tentang pengalam diet rendah karbo-nya. Beberapa dialog antara Rubin dengan teman, saudara perempuan dan kliennya juga mencitrakan bahwa Rubin itu orangnya ngeselin dan suka memaksakan keinginannya kepada orang lain.
![]() |
Review Better Than Before |
Di bab awal, Rubin mengkategorikan jenis-jenis kepribadian manusia berdasarkan beberapa hal (seperti yang saya tulis di atas) namun klasifikasi ini kurang elaborasi serta kurang dieksplor di bab-bab selanjutnya. Meskipun demikian, saya belajar banyak dari buku ini dan beberapa tips dan strategi dalam membangun habit yang dia paparkan sangat berguna bagi saya.
Saya merekomendasikan buku ini kepada orang-orang yang kesulitan dalam membangun dan mempertahankan habit yang baik. Saya menganjurkan buku ini untuk dibaca secara skimming.
“We can only build our habits only on the foundation of our own nature."— Gretchen Rubin
Nilai: ★★★☆☆
_______________
Judul: Better Than Before: Mastering the Habits of Our Everyday Lives
Penulis: Gretchen Rubin
Jumlah halaman: 298 halaman
Bahasa: Inggris
ISBN: 0385348614
_______________
Judul: Better Than Before: Mastering the Habits of Our Everyday Lives
Penulis: Gretchen Rubin
Jumlah halaman: 298 halaman
Bahasa: Inggris
ISBN: 0385348614
Saya pertama kali tahu tentang menstrual cup atau cangkir menstruasi saat melihat kampanye Loon Cup di Kickstarter. Kira-kira seperti inilah reaksi saya saat melihatnya,
![]() |
What? Corong kaya gini dimasukin ke vagina? Masokis macam apa yang menemukan benda kaya gini? |
Setelah membaca semua keterangan tentang Loon Cup di laman tersebut serta membaca laman Wikipedia tentang cangkir menstruasi, saya baru tahu kalau ternyata cangkir menstruasi terbuat dari silikon medical grade yang lentur, yang dapat dilipat sebelum dimasukkan ke vagina untuk menampung darah menstruasi.
![]() |
Cara melipat menstrual cup Sumber: Pinterest |
Cangkir menstruasi ternyata sudah ditemukan pada tahun 1930-an. Pada tahun 1932, cangkir menstruasi yang berbentuk seperti corong ini dipatenkan dengan sebutan vaginal receptacle. Pada tahun 1970-an, Tassaway—sebuah perusahaan dari Amerika Serikat—meluncurkan cangkir menstruasi pertama mereka, sayangnya produk ini gagal di pasaran. Awalnya, cangkir menstruasi dibuat dari latex dan baru pada tahun 2001 cangkir menstruasi silikon pertama kali diperkenalkan oleh Mooncup.
![]() |
Iklan cangkir menstruasi Tassaway Sumber: mum.org |
Alasan saya beralih ke cangkir menstruasi
Menstruasi selalu menjadi momok mengerikan bagi saya; pangkal paha dan bokong saya lecet dan perih, kram perut, sakit pinggang, jerawat, emosi susah dikendalikan dan nafsu makan yang, hhh, udah kaya babi—apa saja dimakan. Di antara yang lain, lecet-lecet lah yang membuat saya hampir tidak fungsional lagi karena duduk pun jadi enggak enak 😞
Sampai pada siklus menstruasi saya yang lalu, saya akhirnya berpikir “Bodo amat lah, pokoknya aku mau pakai cup aja.”
1. Nyaman
Awalnya saya tidak percaya bahwa memakai cangkir menstruasi akan terasa nyaman apalagi saat memakainya. Ternyata setelah membuktikannya sendiri, saya jadi tahu kalau memakai cangkir menstruasi itu seperti enggak pakai apa-apa. Vulva juga enggak terasa lembab-lembab gimana gitu, enggak seperti saat memakai pembalut.
Bahkan, kadang saya lupa kalau saya sedang mens.
2. Aman
Cangkir menstruasi terbuat dari silikon medical grade dan tentu saja tidak mengandung pemutih seperti halnya tampon dan pembalut. Perlu diketahui, pemutih (klorin) pada jumlah tertentu, pada sebagian orang akan menimbulkan iritasi dan gatal-gatal. Selain itu, bagi pemilik kulit sensitif seperti saya, dengan memakai cangkir menstruasi, saya tidak akan lagi muncul lecet-lecet akibat gesekan pembalut.
3. Irit
Harga sebuah menstrual cup di Indonesia adalah Rp 75.000 – Rp. 800.000. Kok mahal? Eits, tunggu dulu, jika dirawat dengan benar, cangkir menstruasi dapat bertahan selama 5-10 tahun.
Anggap saja pengeluaran per bulan untuk membeli pembalut adalah Rp 25.000, dalam setahun saya menghabiskan Rp 300.000. Pengeluaran untuk pembalut selama 5 tahun berarti Rp 1.500.000. Jika menggunakan cangkir menstruasi seharga Rp 500.000, dalam 5 tahun saya bisa berhemat Rp 1.000.000.
4. Anti bocor (tembus)
Saat cangkir menstruasi sudah dimasukkan ke vagina and sits safely up there, lipatan akan terbuka dan mulai menampung darah menstruasi. Cangkir menstruasi juga tidak akan bergeser atau terlepas. Bahkan saya tetap bisa berolahraga HIIT atau Freeletics Bodyweight tanpa khawatir tembus.
![]() |
Fiuh... |
5. Anti ribet
Cangkir menstruasi bisa menampung darah hingga 10-12 jam (untuk flow normal), jadi saya hanya harus mengosongkannya sekitar 2-3 kali sehari. Berbeda dengan pembalut yang harus saya ganti 3-5 kali sehari.
Saat mengosongkan cangkir menstruasi pun saya hanya perlu mengambilnya, membilas dengan air bersih atau wipes yang tidak mengandung alkohol dan pewangi atau saat mengosongkannya di rumah, saya bisa mencucinya dengan sabun yang mild.
6. Ramah lingkungan
Karena cangkir menstruasi bisa digunakan kembali berkali-kali, bahkan untuk 5-10 tahun, saya tidak perlu membeli banyak pembalut atau tampon sekali pakai yang sampahnya susah banget untuk diurai oleh alam.
7. Ringkas
Karena ukurannya yang kecil, cangkir menstruasi tidak banyak memakan tempat. Apalagi saat dibawa ketika traveling.
Saya juga mau dong beralih ke cangkir menstruasi
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum kamu membeli cangkir menstruasi.
1. Ukuran
Biasanya, ukuran cangkir menstruasi ada 2, yaitu S dan L. Beberapa merk menyarankan memilih ukuran berdasarkan umur dan apakah pernah melahirkan per vaginam atau secara cesar. Ada juga merk yang bilang bahwa kedua hal tersebut tidak penting karena kekuatan otot pelvis tiap wanita berbeda.
Untuk saya pribadi, saya memilih dengan mengisi kuis ini.
2. Harga
Karena harganya juga tidak murah, sebaiknya sesuaikan dengan budget kamu. Akan tetapi, tetap pilih dengan bijak karena cup ini akan kamu gunakan di genitalia kamu.
Jika kamu kerasa cangkir menstruasi branded seperti Ruby cup, Lena cup, Yuuki, Moon cup, Diva cup, dll harganya terlalu mahal setelah masuk ke Indonesia, kamu bisa membelinya melalui jasa titip di situs seperti Airfrov.
3. Untuk kamu yang menggunakan IUD
Sebaiknya konsultasikan dengan dokter obsgyn dulu. Pastikan letak IUD kamu tidak bermasalah dan pastikan benang IUD kamu tidak terlalu panjang. Walaupun sangat jarang terjadi, saya pernah baca di forum online, ada wanita yang IUD-nya ikut terlepas saat dia melepaskan cangkir menstruasinya.
Saya sendiri menggunakan IUD dan cangkir menstruasi tanpa ada masalah.
Jadi gimana, kamu tertarik beralih ke cangkir menstruasi juga?
Subscribe to:
Posts (Atom)
Social Icons