Showing posts with label Featured. Show all posts
Showing posts with label Featured. Show all posts
Bermain Berjualan Es Krim Sambil Mengenal Angka dan Warna (BONUS: Free Printable Kit)
April 14, 2020 Canggu, North Kuta, Badung Regency, Bali, Indonesia
Hai, apa kabar? Buat teman-teman yang #dirumahaja atau yang, mau tak mau, tetap keluar rumah karena tuntutan pekerjaan, semoga selalu sehat ya! Semoga semesta melindungi kita semua.
Sejak pertengahan Januari, sekolah Arien, anak saya, sudah sering mengirim newsletter tentang perkembangan kasus COVID-19 — mengingat sebagian besar siswa di sana adalah WNA dan sebagian orang tua mereka sering melakukan perjalanan keluar negeri, entah untuk 'memperpanjang' visa, melakukan perjalanan bisnis, dll. Oleh karena itu, sebelum learning at home dilakukan secara nasional, sekolah-sekolah internasional di sini sudah mendiskusikannya terlebih dahulu. Banyak kegiatan harus dibatalkan, misalnya Swimming Carnival yang sudah dinanti-nantikan oleh Arien.
Sekarang sudah sebulan lebih kami sekeluarga berdiam diri di rumah. Arien sudah mulai bosan, sudah mulai merengek-rengek ingin ke Park Life, sudah ingin sekolah lagi agar bisa bertemu dengan teman-temannya dan tentu saja sudah kepingin jajan di Indomaret, hahaha 😂
Nah, kemarin, saat membongkar paket berisi learning materials dari sekolahnya, saya dan Arien menemukan beberapa stik es krim. "Mama, kita main ini, yuk!" ajaknya. Tadinya kami mau membuat keranjang telur Paskah mini. Tetapi akhirnya nggak jadi karena jumlah stiknya tidak terlalu banyak. "Mau main jual-jualan es krim aja?" tanya saya. I mean, those are ice cream sticks anyway...
Membuat es krim mainan
Saya mulai membuka stok-stok vektor yang pernah saya beli. Saya memilih gambar es krim yang terlihat paling real agar terlihat lebih menarik. Saya mengedit gambar-gambar tersebut, menghilangkan stik dan cone-nya, mengubah ukurannya lalu menata ulang gambar es krimnya agar semuanya muat di kertas ukuran A4. Link untuk mengunduh gambarnya ada di akhir artikel ini ya 😊
Alat dan bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah:
- File gambar
- Kertas berukuran A4, kalau bisa yang tebal. Saya menggunakan kertas dari sketch book Artemedia
- Stik es krim, untuk membuat es krim popsicle
- Kardus bekas, untuk membuat cone
- Gunting
- Lem
- Printer
- Tempat makanan atau wadah lainnya
- Uang mainan, tetapi karena saya nggak punya, saya pakai uang logam 😁
Memotong dan menempel
Pertama-tama cetak gambar es krimnya. Lalu gunting mengikuti bentuk masing-masing gambar es krim. Karena Arien belum jago menggunting, terutama saat mengikuti garis lengkung, dia meminta bantuan saya.
Untuk membuat popsicle potong stik es krim menjadi dua bagian, kemudian saya memintanya untuk menempelkan potongan gambar ke stik es krimnya sendiri. Untuk membuat es krim cone, kelupas lapisan luar kardus, lalu potong menjadi bentuk segitiga sama kaki. Kemudian tempelkan dengan gambar es krimnya.
Di sini, anak sekalian belajar pasting untuk melatih motor skill. Fokuskan pada prosesnya, jangan pada hasilnya. Nggak apa-apa berantakan atau lengket-lengket sedikit, namanya juga belajar. Tidak lupa saya berikan pujian terhadap usaha dan 'kerja keras'-nya dan ucapan terima kasih karena telah menyelesaikannya.
Selanjutnya, taruh semua es krim yang sudah jadi ke dalam kontainer makanan. Pura-puranya, tempat makanan tersebut adalah freezer 😊
Mulai bermain
Setelah semuanya sudah siap, saatnya untuk bermain. Waktu itu, saya yang jadi penjual dan Arien yang jadi pembeli. Saya memberikan beberapa uang logam dengan berbagai nominal kepada Arien. Sambil bermain, saya melontarkan beberapa pertanyaan misalnya,
"Es krim ini warnanya merah dan hijau. Kira-kira terbuat dari buah apa ya?"
"Selain buah tersebut, buah apa saja yang warnanya merah?"
"Es krim ini harganya lima ratus rupiah. Jadi, kamu harus bayar dengan uang yang mana, nih?"
Tentu saja nanti teman-teman bisa menambahkan pertanyaan lain. Sebagai pendamping, semakin kita banyak bertanya, terutama open-ended questions, semakin kita memancing kreativitas dan imajinasi anak-anak kita. (Open-ended questions, praktek dan manfaatnya akan saya bahas di lain waktu ya!)
Saat saya bertanya, "Biasanya di mana orang berjualan es krim siang-siang gini?" Arien menjawab, "Pantai, Ma. Ya udah yuk, Mama ke sini. Kan di sini pantainya," katanya sambil berpindah ke sudut kamar di dekat rak bukunya. Makin lama, seiring dengan pertanyaan saya dan imajinasi dia, rasa-rasanya alur cerita semakin nggak jelas, hahaha... Tetapi di situlah asiknya menemani anak bermain, ya kan?
Oh iya, karena aktivitas ini menggunakan uang (beneran) saya bisa sekalian mengenalkan angka dan konsep jual beli kepada Arien. Dari yang pada awalnya Arien menyebut angka 100 sebagai 'one zero zero', dia jadi tahu kalau angka tersebut disebut 'one hundred'.
Demikian sedikit cerita aktivitas bermain Arien di rumah di tengah-tengah pandemi COVID-19 ini. Nah, bagi teman-teman yang tertarik melakukan aktivitas ini bersama si buah hati, silakan download file gambarnya dengan meng-klik banner di bawah ini, semoga suka ya... Selamat bermain! 😊


Beberapa minggu yang lalu, saat kondisi kulit saya sedang bagus-bagusnya, saya upload swafoto di WhatsApp story dan beberapa teman saya langsung chat saya, kata mereka sih kulit saya terlihat sehat dan glowing 😛 Mereka pun bertanya tentang skincare rutin saya dan akhirnya menyarankan agar saya menuliskannya di blog ini.
Nah, ironisnya saat saya menulis artikel ini, kondisi kulit saya lagi enggak bagus, kasar, berminyak dan dehidrasi parah. Bahkan, kulit di sekitar laugh line saya mengelupas. Terima kasih buat hormones imbalance dan cuaca di Bali yang lagi nggak karuan. Jadi sekarang saya sedang rajin CSM-an setiap pagi (we'll talk about it later 😊). Ngomong-ngomong, kayanya hampir semua blogger wanita, at some point, pernah menulis tentang makeup dan skincare ya :) Menurut saya masih berkaitan dengan niche blog ini lah, kan termasuk kategori well-being.
Oh iya, berhubung ini adalah post pertama saya tentang skincare, saya ingin menulis tentang hal-hal mendasar terlebih dahulu, tentang bagaimana cara membuat skincare routine dari yang paling basic. Perlu saya tekankan, saya hanyalah seorang skincare enthusiast. Saya tidak pernah mendapatkan pelatihan secara medis dan profesional tentang perawatan kulit. Artikel ini saya tulis berdasarkan pengalaman saya, e-book Basic Skincare Guide yang ditulis oleh Michelle dari LabMuffin.com, berbagai utas di /r/SkincareAddiction dan /r/AsianBeauty serta video dan tulisan lain para skincare guru. Walaupun sumbernya nggak terlalu saintifik (kecuali e-book-nya Michelle, since she is a Chemistry PhD!) tetapi semoga tulisan ini tetap bisa membantu 😊
Jujur, saya mengenal 10-steps Korean skincare dari /r/AsianBeauty sejak Reddit belum diblokir di Indonesia. Karena saya terkagum-kagum dengan foto before-after yang ada di sana, saya jadi tertarik untuk mencobanya juga. Dari yang tadinya cuma double cleansing dengan Pond's dan moisturizing dengan Olay saja, saya mulai membeli berbagai macam first essence, toner, serum, ampoule, essence, masks (sheets dan wash-off) dan sunscreen. Lengkap, kecuali emulsion. Apakah muka saya langsung jadi kinclong dan glowing seperti mbak-mbak di Reddit? Tentu saja tidak. More steps aren't necessarily better. Bahkan, menurut saya, ada 3 hal yang lebih penting daripada sekadar jumlah step skincare, yaitu mengenal kulit, kesabaran dan konsistensi.
Mengenal jenis dan kondisi kulit
Pertama-tama kenali kulit kamu. Apakah jenisnya normal, kering, berminyak atau kombinasi; apakah kondisinya dehidrasi atau acne prone; apakah cenderung sensitif, gampang pigmentasi dan aging. Sering kali saya mendengar orang yang salah kaprah mengatakan jenis kulitnya berminyak, padahal kondisi kulitnya dehidrasi. Nah, kalau kamu bingung bagaimana caranya, silakan simak video di bawah ini, ya...
Karena kulit wajah itu menempel di muka 24/7, sebagai pemiliknya, seharusnya kita juga hafal dengan 'tabiat' kulit kita. Misalnya, kalau saya nih, ketika saya sedang haid, biasanya jerawat hormonal muncul di pipi dan di sekitar jawline, kulit menjadi kasar, berminyak dan dehidrasi. Ketika sedang melakukan diet ketogenik, pasti bakal muncul rash. Lain halnya jika saya makan kacang tanah. Walaupun orang-orang zaman dahulu sering mengatakan "Anak perempuan jangan kebanyakan makan kacang, lho, nanti jerawatan," tetapi di kulit saya enggak ada pengaruh apa-apa. Saya makan kacang setengah kilo pun enggak bakalan jerawatan. Paling hanya gendut doang.
Bagaimana dengan kamu? Apakan siklus haid, makanan, cuaca atau kandungan make-up dan skincare lamamu kamu mempengaruhi kondisi kulitmu? Yuk, observasi! Kalau perlu, kamu bisa catat hal-hal yang mempengaruhi kondisi kulitmu di bullet journal-mu.
Mulai dari sini, ya!
Panduan di bawah ini hanya akan membahas tentang basic steps saja ya. Penggunakan zat aktif (retinol, vitamin C, arbutin, dll), first essence, emulsion, serum, essence, ampoule dan sejenisnya tidak akan saya bahas kali ini.
Beberapa skincare guru mengatakan bahwa ada 4 langkah dalam basic skincare routine, yaitu cleansing, toning, moisturizing dan protecting atau biasanya disingkat dengan CTMP. Ada juga yang mengatakan cukup CMP saja. Saya sendiri lebih memilih CTMP karena toning membuat kulit saya selalu terhidrasi dengan baik dan lebih glowy.
1. Cleansing
Membersihkan wajah adalah step yang paling penting dalam skincare. Setelah kulit wajah terkena sunscreen, make-up, polusi, kotoran, layar ponsel—yang sebenarnya mengandung lebih banyak kuman dari pada toilet seat, your skin deserves proper cleansing. Apalagi untuk yang sering memakai pore-filling primer, kalau enggak dibersihkan dengan benar, bisa menyumbat pori-pori kulit, bikin jerawatan dan lama-kelamaan akan membuat pori-pori menjadi lebih besar. Cleansing juga merupakan langkah awal untuk mempersiapkan kulit wajah ke tahap skincare selanjutnya.
a. First Cleansing atau OCM (Oil Cleansing Method)
Langkah pertama cleansing adalah membersihkan wajah dengan menggunakan pembersih berbahan dasar minyak, tidak masalah jika berupa cleansing oil, cleansing balm atau cleansing milk. Mengapa harus berbahan dasar minyak? Karena sesuai teori dasar kelarutan yang kita pelajadi di mata pelajaran Kimia dulu: like dissolves like. Cara terbaik untuk melarutkan senyawa non-polar seperti sebum/minyak wajah adalah dengan menggunakan senyawa non-polar lain yang memiliki komposisi yang mirip, yaitu dengan minyak lainnya. Bagi yang memiliki kulit berminyak, jangan khawatir, step ini tidak akan membuat kulit kamu menjadi lebih berminyak lagi kok.
Like dissolves like. Oil dissolve oils.
Favorit saya:
Save - Botanica Treatment Raspberry Cleansing Oil 70ml (Rp 160.000) bisa untuk 6 bulan lebih
Splurge - Sulwhasoo Gentle Cleansing Oil EX 100ml (Rp 470.000)
Save - Botanica Treatment Raspberry Cleansing Oil 70ml (Rp 160.000) bisa untuk 6 bulan lebih
Splurge - Sulwhasoo Gentle Cleansing Oil EX 100ml (Rp 470.000)
b. Second Cleansing
Langkah kedua cleansing adalah menggunakan facial wash/foam atau sabun cuci muka. Step ini merupakan step yang paling merusak kulit tetapi tetap diperlukan untuk mengangkat sisa-sisa minyak di step sebelumnya. Saran saya, selalu gunakan facial wash yang gentle. Ciri-cirinya adalah setelah mencuci muka, kulit akan terasa lembut dan lembab. Sebaliknya, facial wash yang harsh akan membuat kulit menjadi kesat, kencang bahkan tertarik-tarik. Selain itu, pilihlah sabun cuci muka yang memiliki pH yang sesuai dengan pH kulit—sekitar 5.
Favorit saya:
Save - Wardah Lightening Gentle Wash 60ml (Rp 19.200)
Splurge - belum ada
Save - Wardah Lightening Gentle Wash 60ml (Rp 19.200)
Splurge - belum ada
Cleansing dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan malam hari. Hanya saja, tiap skincare guru yang saya ikuti memiliki metode yang berbeda. Ada yang double cleansing setiap pagi dan malam hari, ada yang setiap pagi hanya memakai facial wash kemudian double cleansing di malam hari, ada juga yang hanya membersihkan wajah dengan air di pagi hari dan double cleansing di malam hari. Saya pribadi mengikuti metode ketiga.
2. Toning atau Hydrating
Ada 2 jenis toning, yaitu exfoliating dan hydrating. Berhubung exfoliating itu opsional dan bukan merupakan salah satu step skincare dasar, jadi saya bahas lain kali ya... 😊
Toning/hydrating dilakukan setelah mencuci muka saat kulit masih lembap, agak damp dan belum benar-benar kering. Untuk kulit kering atau dehidrasi, step ini bisa dilakukan sampai beberapa layer—pakai hydrating toner, tunggu hingga terserap, pakai hydrating toner lagi, tunggu lagi, ulangi beberapa kali.
Sesuai namanya, hydrating bertujuan untuk menghidrasi atau memberi asupan air sehingga kulit memiliki kadar air yang cukup. Step ini wajib banget bagi yang kulitnya gampang dehidrasi (seperti saya). Step ini juga berfungsi untuk menyeimbangkan pH kulit serta mengembalikan kelembapan yang hilang saat mencuci muka.
Favorit saya:
Save - Naturie Hatomugi Skin Conditioner 500ml (Rp 87.000) amat sangat worth-the-money
Splurge - belum ada
Save - Naturie Hatomugi Skin Conditioner 500ml (Rp 87.000) amat sangat worth-the-money
Splurge - belum ada
3. Moisturizing
Jika hydrating adalah memberi asupan air untuk kulit, moisturizing berfungsi untuk menahan kadar air di kulit sehingga kulit tetap lembap. Step ini dilakukan saat kondisi kulit wajah masih agak lembap oleh hyrating toner di pagi dan malam hari. Oh iya, wajib dilakukan untuk semua jenis kulit ya.
Tidak jarang saya mendengar kalimat ini dari teman saya,
Tidak jarang saya mendengar kalimat ini dari teman saya,
"Tapi Pit, kulitku kan udah berminyak. Nanti kalau pakai pelembab lagi jadi lebih berminyak dong..."
Justru sebaliknya, jika menghindari penggunaan pelembap, kulit wajah akan lebih mudah mengalami dehidrasi. Untuk mengkompensasikannya, kulit akan memproduksi lebih banyak minyak. Lagipula, sekarang ini, pelembap sudah hadir dalam berbagai macam tekstur, ada krim yang 'cair' dan runny serta gel-cream untuk kulit berminyak; ada yang thick, rich dan creamy yang biasanya ditujukan untuk kulit kering.
Favorit saya:
Save - The Ordinary Natural Moisturizing Factors + HA 30ml (Rp 120.000), 100ml (Rp 165.000)
Splurge - The History of Whoo Bichup Ja Yoon Cream full size 60ml (Rp 2.600.000), sample size 8ml (Rp 80.000)
Save - The Ordinary Natural Moisturizing Factors + HA 30ml (Rp 120.000), 100ml (Rp 165.000)
Splurge - The History of Whoo Bichup Ja Yoon Cream full size 60ml (Rp 2.600.000), sample size 8ml (Rp 80.000)
4. Protecting
Yang dimaksud dengan protecting di sini adalah melindungi kulit dari sinar UV-A dan UV-B, terutama yang bersumber dari matahari, dengan menggunakan sunscreen. Apa sih pengaruh sinar UV-A dan UV-B terhadap kulit? Rule of thumb-nya adalah UV-A menyebabkan aging (penuaan), sedangkang UB-B menyebabkan sun burns (kulit 'terbakar' atau 'gosong'). Bahkan, salah satu seorang skincare guru mengatakan bahwa skincare terbaik untuk mencegah penuaan bukanlah serum ataupun ampoule mahal, melainkan sunscreen. Level proteksi terhadap sinar UV-B diukur dengan SPF sedangkan level proteksi terhadap sinar UV-A diukur dengan PA, star rating system, PPD, broad spectrum dan UVAPF.
UV-A causes Aging
UV-B causes Burning
Sunscreen wajib dipakai setiap pagi hari dan diulangi pemakaiannya setiap 2 atau 3 jam sekali. Bagi yang menggunakan produk-produk yang menyebabkan kulit menjadi lebih sensitif terhadap sinar matahari, seperti acid (AHA, BHA, PHA, dll), retinol, benzoil peroxyde, dll, sunscreen sama sekali enggak boleh di-skip. Dosis pemakaian sunscreen adalah 2mg/cm² atau sekitar 2 jari untuk wajah dan leher. Cara memakainya boleh diaplikasikan di kulit wajah dan leher secara langsung ataupun di-layer. Tunggu hingga sunscreen benar-benar kering sebelum keluar rumah atau memakai makeup.
![]() |
Kira-kira sebanyak ini |
"Pelembab/primer/foundation/cushion aku sudah ada SPF-nya, jadi aku boleh nggak pakai sunscreen nggak Pit?"
Boleh banget, asalkan dosisnya disamakan dengan dosis pemakaian sunscreen, otherwise you won't get the labeled SPF!
Favorit saya:
Save - Biore UV Rich Aqua Gel SPF 50+/PA++++ 90ml (¥ 1150 atau sekitar Rp 150.000)
Splurge - Hera Sun Mate Leports Pro Waterproof SPF 50+/PA++++ 70ml (Rp 390.000)
Save - Biore UV Rich Aqua Gel SPF 50+/PA++++ 90ml (¥ 1150 atau sekitar Rp 150.000)
Splurge - Hera Sun Mate Leports Pro Waterproof SPF 50+/PA++++ 70ml (Rp 390.000)
Tips membeli skincare
Setelah mengetahui tentang basic skincare routine, sekarang saya akan memberikan tips tentang bagaimana memilih skincare.
1. Berani mencoba
"Pit, skincare apa yang paling bagus?" Jawabannya adalah tidak ada.
Sering sekali saya mendapat pertanyaan seperti di atas. Well, sorry to say, reaksi setiap orang ke sebuah produk yang sama akan berbeda-beda. Produk, bahkan yang premium sekalipun, yang di-rave dan dijadikan holy grail oleh banyak orang pun belum tentu hasilnya bagus di kita (looking at both of you, Laneige Water Sleeping Mask & Sulwhasoo First Care Activating Serum!).
Produk yang paling bagus adalah yang sudah dicoba dan cocok untuk kulit. Produk-produk yang saya tulis di atas pun demikian. Apakah produk-produk tersebut bagus untuk saya? Iya, karena sudah saya coba dan cocok untuk kulit saya. Apakah mereka bagus untuk kamu? Belum tentu.
2. Sesuaikan dengan budget
Carilah produk yang affordable buat kamu. Memaksakan membeli produk yang harganya hingga 30% atau bahkan 50% (!!!) dari penghasilan kamu bukanlah hal yang bijak. It's also not good in the long run. Apalagi jika harus sampai berhutang.
![]() |
Jangan sampai habis gesek langsung nyesel |
3. Beli produk ukuran kecil terlebih dahulu
Ini berkaitan dengan 2 poin di atas. Saat ingin mencoba skincare baru, belilah sample size atau share in jar/bottle, karena skincare baru tersebut belum tentu cocok untuk kulit. Selain itu, membeli sample size saat mencoba skincare baru juga akan menghemat pengeluaran.
Nah, demikianlah artikel singkat tentang cara membangun skincare rutin dan sedikit tips tentang membeli skincare. Gimana, sudah mulai mengincar skincare apa yang ingin dibeli? Yuk, tulis di kolom komentar skincare yang ada di wishlist kamu! Kalau saya La Roche Posay Anthelios XL dan Kikumasamune Sake High Moisture Skin Lotion Toner.
4. Kenalkan secara perlahan
Selalu lakukan patch test, terutama bagi pemilik kulit sensitif dan mudah alergi (seperti saya 😭). Jika ada beberapa produk baru yang akan dicoba, selalu gunakan satu demi satu dengan jarak paling tidak 3-7 hari. Hal ini bertujuan agar jika terjadi breakout atau reaksi buruk lainnya, kita bisa tahu dengan mudah produk mana yang menjadi penyebabnya.5. Jangan tergiur harga yang terlalu murah
Seperti kata pepatah, "If it sounds too good to be true, it probably is." Jangan mudah tergiur dengan harga yang jauh lebih murah dari harga pasaran, karena bisa saja produk tersebut palsu. Belilah skincare dari penjual terpercaya dan mempunyai track record yang bagus.Nah, demikianlah artikel singkat tentang cara membangun skincare rutin dan sedikit tips tentang membeli skincare. Gimana, sudah mulai mengincar skincare apa yang ingin dibeli? Yuk, tulis di kolom komentar skincare yang ada di wishlist kamu! Kalau saya La Roche Posay Anthelios XL dan Kikumasamune Sake High Moisture Skin Lotion Toner.
Cara Saya Mengatur Hidup (Review Buku The Bullet Journal Method oleh Ryder Carroll)
February 10, 2019
Astaga judulnya~
Coba deh kamu buka Instagram dan mencari tagar #bulletjournal, isinya jurnal-jurnal lucu, penuh warna-warni dengan berbagai macam lettering dan doodle yang sangat
![]() |
The Bullet Journal Method |
Saya pertama kali membuat bullet journal (selanjutnya akan saya sebut sebagai bujo) berdasarkan video yang diunggah oleh pencetusnya, Ryder Carroll, di YouTube. Kemudian, saya mulai menghias bujo saya menggunakan berbagai macam ilustrasi bahkan dengan cat air agar tampak Instagrammable. Lama-kelamaan, saya jadi—meminjam istilah seorang Redditor—more decorating, less planning. Saya yang tadinya membuat bujo untuk membantu saya membangun habit yang baik, malah jadi merasa terbebani. Sampai pada akhirnya saya membaca buku ini.
Summary Buku The Bullet Journal Method
Ryder memiliki Attention Deficit Disorder (ADD) yang membuatnya sulit untuk fokus hanya pada satu hal saja. Perhatiannya sangat mudah teralihkan. Banyaknya kegiatan yang harus dia lakukan dan tanggungjawab yang dia miliki membuatnya merasa kewalahan. Dengan kondisi seperti itu, dia memutuskan untuk berubah. Dia mencari cara untuk membuat hidupnya lebih teratur. Setelah melalui banyak trial and error, akhirnya dia memutuskan untuk menggunakan cara lama—menulis di buku catatan. Dia menemukan sebuah metode yang menggabungkan catatan, to-do list, diary dan planner. Dengan menggunakan metode ini, dia menjadi lebih fokus, produktif dan tidak lagi merasa kewalahan dengan berbagai tanggungjawabnya. Kemudian dia memperlihatkan buku catatannya ke beberapa teman dekatnya. Teman-temannya juga menganggap metode ini sangat membantu mereka. Mereka pun akhirnya menyuruh Ryder untuk membagikan metode ini ke semua orang. Kemudian Ryder membuat website dan sebuah video tutorial dan dalam waktu singkat, metode yang dia gunakan ini menjadi viral. Pada saat tulisan ini dibuat, sudah ada lebih dari 3 juta orang yang membagikan bujo mereka di Instagram dengan tagar #bulletjournal.
Sesuai dengan tagline-nya "Track your past, order your present, plan your future" sistem ini memudahkan kita untuk melihat masa lalu sebagai bahan refleksi diri; mengatur masa kini dengan membuat to-do list dan mencatat task serta ide-ide; dan merencanakan masa depan dengan menuliskan berbagai goal yang ingin dicapai, memecahnya menjadi beberapa task kecil yang mudah dilakukan. Lalu, bagaimana caranya?
Pertama, yang kamu butuhkan hanyalah pen dan buku. Buku tulis memiliki kelebihan daripada catatan digital, karena lebih fleksibel dan bebas dari distraksi. Ryder juga mengatakan bahwa tulisan tangan membuat kita lebih banyak menyerap informasi, memperkuat associative thinking dan membuat pikiran mejadi lebih tajam.
Kalau saya sih masih butuh penggaris, pensil dan penghapus, karena saya suka menulis huruf modern-serif untuk header bujo saya 😄 (teteup ya). Namun, di buku ini, Ryder berkali-kali menekankan bahwa bagian yang paling penting dari bujo adalah kontennya lho ya, bukan tampilannya. Selanjutnya, kamu perlu membuat bagian-bagian ini:
Kalau saya sih masih butuh penggaris, pensil dan penghapus, karena saya suka menulis huruf modern-serif untuk header bujo saya 😄 (teteup ya). Namun, di buku ini, Ryder berkali-kali menekankan bahwa bagian yang paling penting dari bujo adalah kontennya lho ya, bukan tampilannya. Selanjutnya, kamu perlu membuat bagian-bagian ini:
1. Index
Index ini semacam daftar isi, ditaruh di halaman paling awal bujo. Tujuannya untuk mempermudah menemukan konten atau catatan kamu. Jadi kamu perlu untuk memberi nomor di masing-masing halaman bujo kamu. Hanya halaman yang berisi konten saja yang perlu ditulisakan di index.
![]() |
Index Bujo pertama saya |
2. Future Logs
Bentuknya seperti kalender. Fungsinya untuk menuliskan kegiatan dan events di bulan-bulan yang akan datang, misalnya hari ulang tahun, tanggal traveling, anniversary, acara meeting tahunan, dll. Future log ditaruh di bagian depan bujo.
3. Monthly Log
Fungsinya untuk menuliskan kegiatan, events ataupun task pada bulan tertentu. Jadi, monthly log ini nantinya akan seperti rangkuman apa yang kamu lakukan bulan ini.
![]() |
Monthly Log February 2019 |
4. Daily Log
Berisi task, events ataupun kegiatan kamu sehari-hari secara detail. Kamu juga bisa menuliskan catatan singkat di daily log ini.
![]() |
Aslinya dibikin setiap hari, bukan mingguan. Tapi saya lebih suka bikin tiap minggu. |
5. Mental Inventory (Optional)
Pernah nggak kamu ingin melakukan banyak sekali hal, terus kamu bingung mana yang harus kamu lakukan terlebih dahulu dan pada akhirnya malah nggak ada yang kamu lakukan? Atau pernahkah kamu punya banyak ide tetapi bingung ide yang mana yang akan kamu wujudkan terlebih dahulu? Fungsi Mental Inventory adalah untuk menampung semua ide-ide kamu. Setelah kamu menuliskan semua ide kamu, kamu akan membaginya menjadi 3 bagian, yang sedang/sudah kamu lakukan, yang seharusnya kamu lakukan dan yang ingin kamu lakukan. Kemudian nilai ide-ide tersebut dengan bertanya kepada diri sendiri, pertama: Apakah ini berguna (memiliki value)? kedua: Apakah ini penting? Jika jawabannya tidak, coret dari daftar kamu.
Jika kamu memiliki goals yang besar, kamu sebaiknya membaginya menjadi beberapa tasks kecil yang mudah dilakukan (actionable).
Jika kamu memiliki goals yang besar, kamu sebaiknya membaginya menjadi beberapa tasks kecil yang mudah dilakukan (actionable).
6. Collection
Merupakan halaman khusus yang dibuat untuk membantu kamu mencapai tujuan kamu. Misalnya nih, tahun ini saya ingin sekali berhemat, jadi saya membuat halaman khusus untuk memonitor pengeluaran saya.
Menurut Ryder, buatlah koleksi yang berhubungan dan mendukung kamu mencapai tujuanmu. Kamu tidak perlu membuat halaman khusus untuk men-track serial TV yang kamu ikuti.
Menurut Ryder, buatlah koleksi yang berhubungan dan mendukung kamu mencapai tujuanmu. Kamu tidak perlu membuat halaman khusus untuk men-track serial TV yang kamu ikuti.
![]() |
Bikin Expenses collection karena saya lagi mau berhemat. |
Intentional living
Saat saya akan membaca buku ini, saya kira isinya hanya tentang tata cara bagaimana membuat bullet journal saja. Ho'oh, cuma segitu doang ekspektasi saya. Namun ternyata, isinya lebih dari yang saya harapkan. Buku ini juga membahas tentang pemikiran-pemikiran filosofis yang berkaitan dengan kebahagian, tujuan, intentional living, berbuat baik, dll. Bahkan, bahasannya juga dalem banget.
Ada satu bagian, saat Ryder membahas tentang kebahagian yang sangat nyantol di pikiran saya. Dia mengambil contoh dari salah satu serial TV lawas favorit saya yang dulu tayang di SyFy, The Twilight Zone episode "A Nice Place to Visit." Ceritanya ada seorang perampok bernama Valentine yang tewas ditembak oleh polisi saat perampok tersebut kabur. Dia terbangun di dunia lain. Di sana semua kemauannya terpenuhi, dia memiliki tempat tinggal yang bagus, bisa makan apa saja—dilayani lagi, tidak pernah kalah saat berjudi, ditemani wanita-wanita cantik, dll. Valentine memiliki semua yang dia inginkan selama ini. Valentine pun yakin jika dia telah meninggal dan kini hidup di surga. Lama-lama hal-hal yang membuat Valentine bahagia ini menjadi tak berarti lagi. Dia mulai bosan. Dia pun meminta malaikat untuk dipindahkan ke tempat yang satunya lagi (neraka), "I don't think heaven is for me. I think I belong in the other place." Malaikat pun hanya tersenyum dan menjawab, "What makes you think this is heaven?"
Manusia memiliki kemampuan untuk beradaptasi—bahkan kepada hal yang membuat kita bahagia. Skincare Barang baru yang kita beli memang akan membuat kita bahagia. Akan tetapi, setelah beberapa saat, barang baru tersebut tidak akan membuat kita excited lagi. Pun demikian dengan kenaikan gaji, mobil baru, rumah baru, dll. Kita tidak merasa puas atas apa yang kita miliki. Kita pun membeli lebih banyak barang lagi, merasa butuh lebih banyak uang lagi hanya untuk merasa bahagia. Dia berpendapat bahwa di sinilah kita salah, kebahagiaan merupakan by-product dari apa yang kita perbuat, bukan sebaliknya.
If happiness is the result of our actions, then we need to stop asking ourselves how to be happy. Rather, we should asking ourselves how to be.Di sini, Ryder tidak men-discourage orang untuk berkembang melainkan meng-encourage orang untuk fokus kepada hal yang benar-benar berarti (meaningful).
Maybe we have it all backward. It seems that in our pursuit of happiness, we're taking our focus off of what could be meaningful.
Di bagian "Radiance" dan "Inertia", Ryder mendorong kita untuk selalu melakukan hal-hal baik karena ini akan menginspirasi orang-orang di sekeliling kita. Di bab lain, Ryder juga membahas tentang betapa pentingnya gratitude, pentingnya mengapresiasi diri sendiri atas pencapaian-pencapaian yang telah kita lakukan. Ryder juga sedikit menyinggung tentang konsep ikigai dan kaizen.
My Two Cents
Saya suka dengan diksi Ryder. Bahasanya sangat mudah dipahami bahkan oleh saya yang bukan native speaker Bahasa Inggris, walaupun beberapa pilihan katanya seperti gallimaufry, flagellate, Eudaimonism, dll membuat saya berkali-kali membuka Merriam-Webster Dictionary (pro tip dari reddit: kalau ketemu kata asing, biar lebih cepat dimengerti, cari definisinya dulu, konteks pemakaiannya baru artinya di bahasa kita). Cara Ryder bercerita membuat saya senyum-senyum sendiri, tertawa, ngenes (saat Ryder bercerita tentang apartemennya yang 'kebanjiran') dan baper (saat Ryder bercerita tentang alasan mengapa mantannya selalu memasak makan malam mereka sendiri). Banyaknya referensi yang saya pahami (seperti The Twilight Zone) membuat saya sangat nyaman membaca buku ini.
Bahasan Ryder tentang personal growth-nya mengena banget dan tidak terkesan menggurui. Saya juga suka idenya tentang intentional living. Entah kalian tertarik atau tidak untuk membuat bujo kalian sendiri, menurut saya buku ini sangat recommended untuk dibaca. Bahkan kalau menurut saya pribadi, bab-bab tentang personal growth-nya lebih menarik ketimbang saat dia membahas tentang bujo-nya. Untuk yang sudah membuat bujo, dengan mebaca buku ini kalian bisa journaling dengan lebih efektif dan belajar bagaimana memaksimalkan bujo kalian.
Nilai: ★★★★★
_______________
Judul: The Bullet Journal Method
Penulis: Ryder Carroll
Jumlah halaman: 336 halaman
Bahasa: Inggris
ISBN: 9780525533337
_______________
Judul: The Bullet Journal Method
Penulis: Ryder Carroll
Jumlah halaman: 336 halaman
Bahasa: Inggris
ISBN: 9780525533337
Rahasia Menjadi Pribadi yang Lebih Baik (Review Buku Better Than Before oleh Gretchen Rubin)
December 29, 2018
Saya tertarik membaca buku ini karena saya merasa overwhelmed dengan kehidupan saya sehari-hari. Menjadi orang tua sekaligus bekerja di rumah bukan hal yang mudah bagi saya. Setiap hari saya harus bangun jam 6 pagi, bekerja, memasak, mengurus anak saya—yang sebentar lagi berumur 2 tahun, membereskan rumah—yang setelah saya bereskan bakal diberantakin lagi 😭 kemudian saya tidur jam 11 atau 12 malam, bangun lagi jam 6 pagi dan begitu terus setiap hari. Di samping kesibukan itu, saya masih memiliki keinginan untuk melakukan hobi dan side project saya. Masalahnya, sudah tahu sibuk gitu, kalau ada waktu, kadang saya malah bermalas-malasan. Oleh karena itulah saya ingin berubah.
![]() |
Ebook Better Than Before by Gretchen Rubin |
Untuk mengubah diri, yang diperlukan adalah membentuk kebiasaan (selanjutnya saya tulis sebagai "habit") yang baik. Rubin mendefinisikan habit sebagai perilaku yang dilakukan tanpa sadar (secara otomatis), karena kita melakukan hal tersebut secara berulang-ulang. Jadi, dengan habit, kita enggak perlu mikir lagi untuk melakukan hal tersebut, seperti—kalau saya nih skincare-an setiap malam sebelum tidur. Saya enggak perlu lagi memutuskan "Malam ini aku mau pakai skincare ah," karena hal ini sudah jadi habit saya. Enggak-perlu-lagi-memutuskan (lack of decision making) inilah yang menjadi kunci utama habit.
The Four Tendencies
Sebelum membentuk habit, Rubin mengenalkan konsep Empat Tendensi (The Four Tendencies) untuk mengenal diri kita dengan lebih baik. Dengan mengetahui tendensi kita, kita akan lebih mudah dalam membentuk habit.
1. Upholder
Mereka yang memenuhi ekspektasi internal (dari dalam diri sendiri) dan eksternal (dari luar). Saat merencanakan sesuatu, seorang Upholder akan menanyakan "Apa yang ada di jadwal saya hari ini?"
2. Questioner
2. Questioner
Mereka yang mempertanyakan segalanya sebelum memulai sesuatu, "Apa yang harus saya lakukan hari ini dan mengapa?" Questioner memenuhi ekspektasi internal mereka tetapi menolak ekspektasi eksternal.
3. Obliger
3. Obliger
Obliger adalah kebalikan dari Questioner. Mereka memenuhi ekspektasi eksternal dan menolak ekspektasi internal. Mereka biasanya menanyakan "Apa yang harus saya lakukan hari ini?"
4. Rebel
4. Rebel
Rebel adalah kebalikan dari Upholder. Mereka menolak semua ekspektasi dan bertindak berdasarkan keinginan mereka, "Apa yang ingin saya lakukan hari ini?"
Dari uraian di atas, tendensi yang mana yang sesuai dengan kamu? Jika kamu masih ragu-ragu menentukannya, kamu bisa mengisi kuisnya di sini. Saya sendiri adalah seorang Questioner.
![]() |
Questioner |
Selain keempat tendensi tersebut, Rubin mengakategorikan kita berdasarkan cara kita me-manage waktu, seberapa cepat kita bekerja, perilaku berbelanja, sikap kita terhadap tujuan, simplicity, sikap, familiarity dan preferensi kita dalam membangun habit.
Setelah mengenal seperti apa tendensi kita, Rubin memberitahukan 4 hal dasar dalam membangun habit yang diperlukan untuk mencapai tujuan kita. Di buku ini, Rubin menyebutnya sebagai Pillars of Habit.4 Hal Dasar Dalam Membangun Habit
1. Monitoring
Misalnya saat kamu ingin mengontrol keuangan kamu. Dengan memonitor pengeluaran kamu secara akurat, kamu lebih mudah untuk mencapai tujuan kamu.
Sebaga contoh, saya memonitor kalori harian saya melalui aplikasi Lifesum, aktivitas dan siklus tidur melalui aplikasi Mi Fit dan gelang Mi Band dan kedisiplinan saya melalui habit tracker di bullet journal saya.
2. Foundation
2. Foundation
Ada 4 fondasi dasar yang harus dibenahi terlebih dahulu yang akan menunjang habit-habit lainnya, yaitu:
- pola tidur yang baik
- makan dan minum yang sehat
- rutin berolahraga, dan
- merapikan sekitar
Jika keempat hal di atas sudah bisa dilaksanakan dengan baik, maka membangun habit lain akan terasa lebih mudah. Bagi seorang ibu seperti saya, yang paling susah dilakukan adalah memiliki pola tidur yang baik. Oleh karena itu, saya memakai sleep tracker untuk memonitor pola tidur saya dan sedang berusaha untuk tidur paling tidak 7 jam per hari.
3. Scheduling
3. Scheduling
Dengan membuat jadwal untuk kegiatan tertentu di waktu yang spesifik, membangun habit akan jauh lebih mudah.
Misalnya, setiap sore jam 16.30, saya selalu mengajak anak saya main di luar rumah, entah bermain gelembung, mengamati lingkungan sekitar (anak saya suka mencari ladybug 😊), melukis, dll. Saya sudah lakukan ini selama lebuh dari 6 bulan dan sekarang tiap sore saya sudah tidak perlu lagi memutuskan "Sore ini mau ngajak anak saya ngapain ya?" Aktivitas ini seperti sudah berjalan secara otomatis.
Akan tetapi, seorang Rebel akan sulit untuk melakukan strategi ini.
4. Accountability
4. Accountability
Secara harfiah berarti keadaan untuk dipertanggungjawabkan. Karena accountability melibatkan pihak eksternal untuk mengingatkan saat kita tidak menjalankan habit kita, strategi ini akan mudah untuk para Obliger.
Sebelum membaca buku ini, ternyata saya sudah melakukan strategi ini. Saya ikut grup kecil di Facebook yang bertujuan untuk saling mengingatkan antar anggotanya untuk selalu stick pada jadwal olahraga kami.
Jawaban singkatnya adalah SEKARANG. Selain itu, dari dalam diri juga harus ditumbuhkan keinginan untuk berubah. Mulai dari hal-hal kecil, one step at a time.
![]() |
Best friends grow together |
Kapan waktu terbaik untuk memulai?
Jawaban singkatnya adalah SEKARANG. Selain itu, dari dalam diri juga harus ditumbuhkan keinginan untuk berubah. Mulai dari hal-hal kecil, one step at a time.
Keinginan, kemudahan dan alasan
Dalam menjalankan habit, pastinya at some point ada saja rintangan, rasa malas dan godaan. Di buku ini, Rubin juga menjelaskan banyak strategi untuk mengatasinya. Saya tidak akan menyebutkan semuanya karena nanti tulisan saya bisa jadi panjaaang banget. Saya akan menulis beberapa saja yang menurut saya paling mudah saya terapkan (p.s. saya adalah Questioner).
Strategy of abstinence a.k.a. mending enggak usah sekalian. Misalnya saat diet. Dari pada menyimpan sekotak camilan di kulkas yang—rencananya—mau dimakan sedikit demi sedikit saat cheat meals tetapiujung-ujungnya malah over eating, mending dari awal tidak perlu membeli camilan sekalian.
Strategy of inconvenience, dengan memanfaatkan kerepotan. Misalnya saat ingin menghindari keinginan untuk berbelanja online setiap ada sale, logout lah dari semua e-commerce dan hapus autofill peramban kamu.
Saya menyukai diksi Rubin karena sangat mudah dipahami bahkan oleh saya yang bukan _native speaker_ Bahasa Inggris. Hanya saja banyak bagian yang terasa sangat dipaksakan dan tidak perlu untuk dituliskan, seperti saat Rubin berkali-kali menceritakan tentang pengalam diet rendah karbo-nya. Beberapa dialog antara Rubin dengan teman, saudara perempuan dan kliennya juga mencitrakan bahwa Rubin itu orangnya ngeselin dan suka memaksakan keinginannya kepada orang lain.
Di bab awal, Rubin mengkategorikan jenis-jenis kepribadian manusia berdasarkan beberapa hal (seperti yang saya tulis di atas) namun klasifikasi ini kurang elaborasi serta kurang dieksplor di bab-bab selanjutnya. Meskipun demikian, saya belajar banyak dari buku ini dan beberapa tips dan strategi dalam membangun habit yang dia paparkan sangat berguna bagi saya.
Saya merekomendasikan buku ini kepada orang-orang yang kesulitan dalam membangun dan mempertahankan habit yang baik. Saya menganjurkan buku ini untuk dibaca secara skimming.
Strategy of inconvenience, dengan memanfaatkan kerepotan. Misalnya saat ingin menghindari keinginan untuk berbelanja online setiap ada sale, logout lah dari semua e-commerce dan hapus autofill peramban kamu.
Review Buku Better Than Before
Saya menyukai diksi Rubin karena sangat mudah dipahami bahkan oleh saya yang bukan _native speaker_ Bahasa Inggris. Hanya saja banyak bagian yang terasa sangat dipaksakan dan tidak perlu untuk dituliskan, seperti saat Rubin berkali-kali menceritakan tentang pengalam diet rendah karbo-nya. Beberapa dialog antara Rubin dengan teman, saudara perempuan dan kliennya juga mencitrakan bahwa Rubin itu orangnya ngeselin dan suka memaksakan keinginannya kepada orang lain.
![]() |
Review Better Than Before |
Di bab awal, Rubin mengkategorikan jenis-jenis kepribadian manusia berdasarkan beberapa hal (seperti yang saya tulis di atas) namun klasifikasi ini kurang elaborasi serta kurang dieksplor di bab-bab selanjutnya. Meskipun demikian, saya belajar banyak dari buku ini dan beberapa tips dan strategi dalam membangun habit yang dia paparkan sangat berguna bagi saya.
Saya merekomendasikan buku ini kepada orang-orang yang kesulitan dalam membangun dan mempertahankan habit yang baik. Saya menganjurkan buku ini untuk dibaca secara skimming.
“We can only build our habits only on the foundation of our own nature."— Gretchen Rubin
Nilai: ★★★☆☆
_______________
Judul: Better Than Before: Mastering the Habits of Our Everyday Lives
Penulis: Gretchen Rubin
Jumlah halaman: 298 halaman
Bahasa: Inggris
ISBN: 0385348614
_______________
Judul: Better Than Before: Mastering the Habits of Our Everyday Lives
Penulis: Gretchen Rubin
Jumlah halaman: 298 halaman
Bahasa: Inggris
ISBN: 0385348614
Saya pertama kali tahu tentang menstrual cup atau cangkir menstruasi saat melihat kampanye Loon Cup di Kickstarter. Kira-kira seperti inilah reaksi saya saat melihatnya,
![]() |
What? Corong kaya gini dimasukin ke vagina? Masokis macam apa yang menemukan benda kaya gini? |
Setelah membaca semua keterangan tentang Loon Cup di laman tersebut serta membaca laman Wikipedia tentang cangkir menstruasi, saya baru tahu kalau ternyata cangkir menstruasi terbuat dari silikon medical grade yang lentur, yang dapat dilipat sebelum dimasukkan ke vagina untuk menampung darah menstruasi.
![]() |
Cara melipat menstrual cup Sumber: Pinterest |
Cangkir menstruasi ternyata sudah ditemukan pada tahun 1930-an. Pada tahun 1932, cangkir menstruasi yang berbentuk seperti corong ini dipatenkan dengan sebutan vaginal receptacle. Pada tahun 1970-an, Tassaway—sebuah perusahaan dari Amerika Serikat—meluncurkan cangkir menstruasi pertama mereka, sayangnya produk ini gagal di pasaran. Awalnya, cangkir menstruasi dibuat dari latex dan baru pada tahun 2001 cangkir menstruasi silikon pertama kali diperkenalkan oleh Mooncup.
![]() |
Iklan cangkir menstruasi Tassaway Sumber: mum.org |
Alasan saya beralih ke cangkir menstruasi
Menstruasi selalu menjadi momok mengerikan bagi saya; pangkal paha dan bokong saya lecet dan perih, kram perut, sakit pinggang, jerawat, emosi susah dikendalikan dan nafsu makan yang, hhh, udah kaya babi—apa saja dimakan. Di antara yang lain, lecet-lecet lah yang membuat saya hampir tidak fungsional lagi karena duduk pun jadi enggak enak 😞
Sampai pada siklus menstruasi saya yang lalu, saya akhirnya berpikir “Bodo amat lah, pokoknya aku mau pakai cup aja.”
1. Nyaman
Awalnya saya tidak percaya bahwa memakai cangkir menstruasi akan terasa nyaman apalagi saat memakainya. Ternyata setelah membuktikannya sendiri, saya jadi tahu kalau memakai cangkir menstruasi itu seperti enggak pakai apa-apa. Vulva juga enggak terasa lembab-lembab gimana gitu, enggak seperti saat memakai pembalut.
Bahkan, kadang saya lupa kalau saya sedang mens.
2. Aman
Cangkir menstruasi terbuat dari silikon medical grade dan tentu saja tidak mengandung pemutih seperti halnya tampon dan pembalut. Perlu diketahui, pemutih (klorin) pada jumlah tertentu, pada sebagian orang akan menimbulkan iritasi dan gatal-gatal. Selain itu, bagi pemilik kulit sensitif seperti saya, dengan memakai cangkir menstruasi, saya tidak akan lagi muncul lecet-lecet akibat gesekan pembalut.
3. Irit
Harga sebuah menstrual cup di Indonesia adalah Rp 75.000 – Rp. 800.000. Kok mahal? Eits, tunggu dulu, jika dirawat dengan benar, cangkir menstruasi dapat bertahan selama 5-10 tahun.
Anggap saja pengeluaran per bulan untuk membeli pembalut adalah Rp 25.000, dalam setahun saya menghabiskan Rp 300.000. Pengeluaran untuk pembalut selama 5 tahun berarti Rp 1.500.000. Jika menggunakan cangkir menstruasi seharga Rp 500.000, dalam 5 tahun saya bisa berhemat Rp 1.000.000.
4. Anti bocor (tembus)
Saat cangkir menstruasi sudah dimasukkan ke vagina and sits safely up there, lipatan akan terbuka dan mulai menampung darah menstruasi. Cangkir menstruasi juga tidak akan bergeser atau terlepas. Bahkan saya tetap bisa berolahraga HIIT atau Freeletics Bodyweight tanpa khawatir tembus.
![]() |
Fiuh... |
5. Anti ribet
Cangkir menstruasi bisa menampung darah hingga 10-12 jam (untuk flow normal), jadi saya hanya harus mengosongkannya sekitar 2-3 kali sehari. Berbeda dengan pembalut yang harus saya ganti 3-5 kali sehari.
Saat mengosongkan cangkir menstruasi pun saya hanya perlu mengambilnya, membilas dengan air bersih atau wipes yang tidak mengandung alkohol dan pewangi atau saat mengosongkannya di rumah, saya bisa mencucinya dengan sabun yang mild.
6. Ramah lingkungan
Karena cangkir menstruasi bisa digunakan kembali berkali-kali, bahkan untuk 5-10 tahun, saya tidak perlu membeli banyak pembalut atau tampon sekali pakai yang sampahnya susah banget untuk diurai oleh alam.
7. Ringkas
Karena ukurannya yang kecil, cangkir menstruasi tidak banyak memakan tempat. Apalagi saat dibawa ketika traveling.
Saya juga mau dong beralih ke cangkir menstruasi
Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum kamu membeli cangkir menstruasi.
1. Ukuran
Biasanya, ukuran cangkir menstruasi ada 2, yaitu S dan L. Beberapa merk menyarankan memilih ukuran berdasarkan umur dan apakah pernah melahirkan per vaginam atau secara cesar. Ada juga merk yang bilang bahwa kedua hal tersebut tidak penting karena kekuatan otot pelvis tiap wanita berbeda.
Untuk saya pribadi, saya memilih dengan mengisi kuis ini.
2. Harga
Karena harganya juga tidak murah, sebaiknya sesuaikan dengan budget kamu. Akan tetapi, tetap pilih dengan bijak karena cup ini akan kamu gunakan di genitalia kamu.
Jika kamu kerasa cangkir menstruasi branded seperti Ruby cup, Lena cup, Yuuki, Moon cup, Diva cup, dll harganya terlalu mahal setelah masuk ke Indonesia, kamu bisa membelinya melalui jasa titip di situs seperti Airfrov.
3. Untuk kamu yang menggunakan IUD
Sebaiknya konsultasikan dengan dokter obsgyn dulu. Pastikan letak IUD kamu tidak bermasalah dan pastikan benang IUD kamu tidak terlalu panjang. Walaupun sangat jarang terjadi, saya pernah baca di forum online, ada wanita yang IUD-nya ikut terlepas saat dia melepaskan cangkir menstruasinya.
Saya sendiri menggunakan IUD dan cangkir menstruasi tanpa ada masalah.
Jadi gimana, kamu tertarik beralih ke cangkir menstruasi juga?
Subscribe to:
Posts (Atom)
Social Icons