Showing posts with label Reading. Show all posts
Showing posts with label Reading. Show all posts
Cara Saya Mengatur Hidup (Review Buku The Bullet Journal Method oleh Ryder Carroll)
February 10, 2019
Astaga judulnya~
Coba deh kamu buka Instagram dan mencari tagar #bulletjournal, isinya jurnal-jurnal lucu, penuh warna-warni dengan berbagai macam lettering dan doodle yang sangat
![]() |
The Bullet Journal Method |
Saya pertama kali membuat bullet journal (selanjutnya akan saya sebut sebagai bujo) berdasarkan video yang diunggah oleh pencetusnya, Ryder Carroll, di YouTube. Kemudian, saya mulai menghias bujo saya menggunakan berbagai macam ilustrasi bahkan dengan cat air agar tampak Instagrammable. Lama-kelamaan, saya jadi—meminjam istilah seorang Redditor—more decorating, less planning. Saya yang tadinya membuat bujo untuk membantu saya membangun habit yang baik, malah jadi merasa terbebani. Sampai pada akhirnya saya membaca buku ini.
Summary Buku The Bullet Journal Method
Ryder memiliki Attention Deficit Disorder (ADD) yang membuatnya sulit untuk fokus hanya pada satu hal saja. Perhatiannya sangat mudah teralihkan. Banyaknya kegiatan yang harus dia lakukan dan tanggungjawab yang dia miliki membuatnya merasa kewalahan. Dengan kondisi seperti itu, dia memutuskan untuk berubah. Dia mencari cara untuk membuat hidupnya lebih teratur. Setelah melalui banyak trial and error, akhirnya dia memutuskan untuk menggunakan cara lama—menulis di buku catatan. Dia menemukan sebuah metode yang menggabungkan catatan, to-do list, diary dan planner. Dengan menggunakan metode ini, dia menjadi lebih fokus, produktif dan tidak lagi merasa kewalahan dengan berbagai tanggungjawabnya. Kemudian dia memperlihatkan buku catatannya ke beberapa teman dekatnya. Teman-temannya juga menganggap metode ini sangat membantu mereka. Mereka pun akhirnya menyuruh Ryder untuk membagikan metode ini ke semua orang. Kemudian Ryder membuat website dan sebuah video tutorial dan dalam waktu singkat, metode yang dia gunakan ini menjadi viral. Pada saat tulisan ini dibuat, sudah ada lebih dari 3 juta orang yang membagikan bujo mereka di Instagram dengan tagar #bulletjournal.
Sesuai dengan tagline-nya "Track your past, order your present, plan your future" sistem ini memudahkan kita untuk melihat masa lalu sebagai bahan refleksi diri; mengatur masa kini dengan membuat to-do list dan mencatat task serta ide-ide; dan merencanakan masa depan dengan menuliskan berbagai goal yang ingin dicapai, memecahnya menjadi beberapa task kecil yang mudah dilakukan. Lalu, bagaimana caranya?
Pertama, yang kamu butuhkan hanyalah pen dan buku. Buku tulis memiliki kelebihan daripada catatan digital, karena lebih fleksibel dan bebas dari distraksi. Ryder juga mengatakan bahwa tulisan tangan membuat kita lebih banyak menyerap informasi, memperkuat associative thinking dan membuat pikiran mejadi lebih tajam.
Kalau saya sih masih butuh penggaris, pensil dan penghapus, karena saya suka menulis huruf modern-serif untuk header bujo saya 😄 (teteup ya). Namun, di buku ini, Ryder berkali-kali menekankan bahwa bagian yang paling penting dari bujo adalah kontennya lho ya, bukan tampilannya. Selanjutnya, kamu perlu membuat bagian-bagian ini:
Kalau saya sih masih butuh penggaris, pensil dan penghapus, karena saya suka menulis huruf modern-serif untuk header bujo saya 😄 (teteup ya). Namun, di buku ini, Ryder berkali-kali menekankan bahwa bagian yang paling penting dari bujo adalah kontennya lho ya, bukan tampilannya. Selanjutnya, kamu perlu membuat bagian-bagian ini:
1. Index
Index ini semacam daftar isi, ditaruh di halaman paling awal bujo. Tujuannya untuk mempermudah menemukan konten atau catatan kamu. Jadi kamu perlu untuk memberi nomor di masing-masing halaman bujo kamu. Hanya halaman yang berisi konten saja yang perlu ditulisakan di index.
![]() |
Index Bujo pertama saya |
2. Future Logs
Bentuknya seperti kalender. Fungsinya untuk menuliskan kegiatan dan events di bulan-bulan yang akan datang, misalnya hari ulang tahun, tanggal traveling, anniversary, acara meeting tahunan, dll. Future log ditaruh di bagian depan bujo.
3. Monthly Log
Fungsinya untuk menuliskan kegiatan, events ataupun task pada bulan tertentu. Jadi, monthly log ini nantinya akan seperti rangkuman apa yang kamu lakukan bulan ini.
![]() |
Monthly Log February 2019 |
4. Daily Log
Berisi task, events ataupun kegiatan kamu sehari-hari secara detail. Kamu juga bisa menuliskan catatan singkat di daily log ini.
![]() |
Aslinya dibikin setiap hari, bukan mingguan. Tapi saya lebih suka bikin tiap minggu. |
5. Mental Inventory (Optional)
Pernah nggak kamu ingin melakukan banyak sekali hal, terus kamu bingung mana yang harus kamu lakukan terlebih dahulu dan pada akhirnya malah nggak ada yang kamu lakukan? Atau pernahkah kamu punya banyak ide tetapi bingung ide yang mana yang akan kamu wujudkan terlebih dahulu? Fungsi Mental Inventory adalah untuk menampung semua ide-ide kamu. Setelah kamu menuliskan semua ide kamu, kamu akan membaginya menjadi 3 bagian, yang sedang/sudah kamu lakukan, yang seharusnya kamu lakukan dan yang ingin kamu lakukan. Kemudian nilai ide-ide tersebut dengan bertanya kepada diri sendiri, pertama: Apakah ini berguna (memiliki value)? kedua: Apakah ini penting? Jika jawabannya tidak, coret dari daftar kamu.
Jika kamu memiliki goals yang besar, kamu sebaiknya membaginya menjadi beberapa tasks kecil yang mudah dilakukan (actionable).
Jika kamu memiliki goals yang besar, kamu sebaiknya membaginya menjadi beberapa tasks kecil yang mudah dilakukan (actionable).
6. Collection
Merupakan halaman khusus yang dibuat untuk membantu kamu mencapai tujuan kamu. Misalnya nih, tahun ini saya ingin sekali berhemat, jadi saya membuat halaman khusus untuk memonitor pengeluaran saya.
Menurut Ryder, buatlah koleksi yang berhubungan dan mendukung kamu mencapai tujuanmu. Kamu tidak perlu membuat halaman khusus untuk men-track serial TV yang kamu ikuti.
Menurut Ryder, buatlah koleksi yang berhubungan dan mendukung kamu mencapai tujuanmu. Kamu tidak perlu membuat halaman khusus untuk men-track serial TV yang kamu ikuti.
![]() |
Bikin Expenses collection karena saya lagi mau berhemat. |
Intentional living
Saat saya akan membaca buku ini, saya kira isinya hanya tentang tata cara bagaimana membuat bullet journal saja. Ho'oh, cuma segitu doang ekspektasi saya. Namun ternyata, isinya lebih dari yang saya harapkan. Buku ini juga membahas tentang pemikiran-pemikiran filosofis yang berkaitan dengan kebahagian, tujuan, intentional living, berbuat baik, dll. Bahkan, bahasannya juga dalem banget.
Ada satu bagian, saat Ryder membahas tentang kebahagian yang sangat nyantol di pikiran saya. Dia mengambil contoh dari salah satu serial TV lawas favorit saya yang dulu tayang di SyFy, The Twilight Zone episode "A Nice Place to Visit." Ceritanya ada seorang perampok bernama Valentine yang tewas ditembak oleh polisi saat perampok tersebut kabur. Dia terbangun di dunia lain. Di sana semua kemauannya terpenuhi, dia memiliki tempat tinggal yang bagus, bisa makan apa saja—dilayani lagi, tidak pernah kalah saat berjudi, ditemani wanita-wanita cantik, dll. Valentine memiliki semua yang dia inginkan selama ini. Valentine pun yakin jika dia telah meninggal dan kini hidup di surga. Lama-lama hal-hal yang membuat Valentine bahagia ini menjadi tak berarti lagi. Dia mulai bosan. Dia pun meminta malaikat untuk dipindahkan ke tempat yang satunya lagi (neraka), "I don't think heaven is for me. I think I belong in the other place." Malaikat pun hanya tersenyum dan menjawab, "What makes you think this is heaven?"
Manusia memiliki kemampuan untuk beradaptasi—bahkan kepada hal yang membuat kita bahagia. Skincare Barang baru yang kita beli memang akan membuat kita bahagia. Akan tetapi, setelah beberapa saat, barang baru tersebut tidak akan membuat kita excited lagi. Pun demikian dengan kenaikan gaji, mobil baru, rumah baru, dll. Kita tidak merasa puas atas apa yang kita miliki. Kita pun membeli lebih banyak barang lagi, merasa butuh lebih banyak uang lagi hanya untuk merasa bahagia. Dia berpendapat bahwa di sinilah kita salah, kebahagiaan merupakan by-product dari apa yang kita perbuat, bukan sebaliknya.
If happiness is the result of our actions, then we need to stop asking ourselves how to be happy. Rather, we should asking ourselves how to be.Di sini, Ryder tidak men-discourage orang untuk berkembang melainkan meng-encourage orang untuk fokus kepada hal yang benar-benar berarti (meaningful).
Maybe we have it all backward. It seems that in our pursuit of happiness, we're taking our focus off of what could be meaningful.
Di bagian "Radiance" dan "Inertia", Ryder mendorong kita untuk selalu melakukan hal-hal baik karena ini akan menginspirasi orang-orang di sekeliling kita. Di bab lain, Ryder juga membahas tentang betapa pentingnya gratitude, pentingnya mengapresiasi diri sendiri atas pencapaian-pencapaian yang telah kita lakukan. Ryder juga sedikit menyinggung tentang konsep ikigai dan kaizen.
My Two Cents
Saya suka dengan diksi Ryder. Bahasanya sangat mudah dipahami bahkan oleh saya yang bukan native speaker Bahasa Inggris, walaupun beberapa pilihan katanya seperti gallimaufry, flagellate, Eudaimonism, dll membuat saya berkali-kali membuka Merriam-Webster Dictionary (pro tip dari reddit: kalau ketemu kata asing, biar lebih cepat dimengerti, cari definisinya dulu, konteks pemakaiannya baru artinya di bahasa kita). Cara Ryder bercerita membuat saya senyum-senyum sendiri, tertawa, ngenes (saat Ryder bercerita tentang apartemennya yang 'kebanjiran') dan baper (saat Ryder bercerita tentang alasan mengapa mantannya selalu memasak makan malam mereka sendiri). Banyaknya referensi yang saya pahami (seperti The Twilight Zone) membuat saya sangat nyaman membaca buku ini.
Bahasan Ryder tentang personal growth-nya mengena banget dan tidak terkesan menggurui. Saya juga suka idenya tentang intentional living. Entah kalian tertarik atau tidak untuk membuat bujo kalian sendiri, menurut saya buku ini sangat recommended untuk dibaca. Bahkan kalau menurut saya pribadi, bab-bab tentang personal growth-nya lebih menarik ketimbang saat dia membahas tentang bujo-nya. Untuk yang sudah membuat bujo, dengan mebaca buku ini kalian bisa journaling dengan lebih efektif dan belajar bagaimana memaksimalkan bujo kalian.
Nilai: ★★★★★
_______________
Judul: The Bullet Journal Method
Penulis: Ryder Carroll
Jumlah halaman: 336 halaman
Bahasa: Inggris
ISBN: 9780525533337
_______________
Judul: The Bullet Journal Method
Penulis: Ryder Carroll
Jumlah halaman: 336 halaman
Bahasa: Inggris
ISBN: 9780525533337
Rahasia Menjadi Pribadi yang Lebih Baik (Review Buku Better Than Before oleh Gretchen Rubin)
December 29, 2018
Saya tertarik membaca buku ini karena saya merasa overwhelmed dengan kehidupan saya sehari-hari. Menjadi orang tua sekaligus bekerja di rumah bukan hal yang mudah bagi saya. Setiap hari saya harus bangun jam 6 pagi, bekerja, memasak, mengurus anak saya—yang sebentar lagi berumur 2 tahun, membereskan rumah—yang setelah saya bereskan bakal diberantakin lagi 😠kemudian saya tidur jam 11 atau 12 malam, bangun lagi jam 6 pagi dan begitu terus setiap hari. Di samping kesibukan itu, saya masih memiliki keinginan untuk melakukan hobi dan side project saya. Masalahnya, sudah tahu sibuk gitu, kalau ada waktu, kadang saya malah bermalas-malasan. Oleh karena itulah saya ingin berubah.
![]() |
Ebook Better Than Before by Gretchen Rubin |
Untuk mengubah diri, yang diperlukan adalah membentuk kebiasaan (selanjutnya saya tulis sebagai "habit") yang baik. Rubin mendefinisikan habit sebagai perilaku yang dilakukan tanpa sadar (secara otomatis), karena kita melakukan hal tersebut secara berulang-ulang. Jadi, dengan habit, kita enggak perlu mikir lagi untuk melakukan hal tersebut, seperti—kalau saya nih skincare-an setiap malam sebelum tidur. Saya enggak perlu lagi memutuskan "Malam ini aku mau pakai skincare ah," karena hal ini sudah jadi habit saya. Enggak-perlu-lagi-memutuskan (lack of decision making) inilah yang menjadi kunci utama habit.
The Four Tendencies
Sebelum membentuk habit, Rubin mengenalkan konsep Empat Tendensi (The Four Tendencies) untuk mengenal diri kita dengan lebih baik. Dengan mengetahui tendensi kita, kita akan lebih mudah dalam membentuk habit.
1. Upholder
Mereka yang memenuhi ekspektasi internal (dari dalam diri sendiri) dan eksternal (dari luar). Saat merencanakan sesuatu, seorang Upholder akan menanyakan "Apa yang ada di jadwal saya hari ini?"
2. Questioner
2. Questioner
Mereka yang mempertanyakan segalanya sebelum memulai sesuatu, "Apa yang harus saya lakukan hari ini dan mengapa?" Questioner memenuhi ekspektasi internal mereka tetapi menolak ekspektasi eksternal.
3. Obliger
3. Obliger
Obliger adalah kebalikan dari Questioner. Mereka memenuhi ekspektasi eksternal dan menolak ekspektasi internal. Mereka biasanya menanyakan "Apa yang harus saya lakukan hari ini?"
4. Rebel
4. Rebel
Rebel adalah kebalikan dari Upholder. Mereka menolak semua ekspektasi dan bertindak berdasarkan keinginan mereka, "Apa yang ingin saya lakukan hari ini?"
Dari uraian di atas, tendensi yang mana yang sesuai dengan kamu? Jika kamu masih ragu-ragu menentukannya, kamu bisa mengisi kuisnya di sini. Saya sendiri adalah seorang Questioner.
![]() |
Questioner |
Selain keempat tendensi tersebut, Rubin mengakategorikan kita berdasarkan cara kita me-manage waktu, seberapa cepat kita bekerja, perilaku berbelanja, sikap kita terhadap tujuan, simplicity, sikap, familiarity dan preferensi kita dalam membangun habit.
Setelah mengenal seperti apa tendensi kita, Rubin memberitahukan 4 hal dasar dalam membangun habit yang diperlukan untuk mencapai tujuan kita. Di buku ini, Rubin menyebutnya sebagai Pillars of Habit.4 Hal Dasar Dalam Membangun Habit
1. Monitoring
Misalnya saat kamu ingin mengontrol keuangan kamu. Dengan memonitor pengeluaran kamu secara akurat, kamu lebih mudah untuk mencapai tujuan kamu.
Sebaga contoh, saya memonitor kalori harian saya melalui aplikasi Lifesum, aktivitas dan siklus tidur melalui aplikasi Mi Fit dan gelang Mi Band dan kedisiplinan saya melalui habit tracker di bullet journal saya.
2. Foundation
2. Foundation
Ada 4 fondasi dasar yang harus dibenahi terlebih dahulu yang akan menunjang habit-habit lainnya, yaitu:
- pola tidur yang baik
- makan dan minum yang sehat
- rutin berolahraga, dan
- merapikan sekitar
Jika keempat hal di atas sudah bisa dilaksanakan dengan baik, maka membangun habit lain akan terasa lebih mudah. Bagi seorang ibu seperti saya, yang paling susah dilakukan adalah memiliki pola tidur yang baik. Oleh karena itu, saya memakai sleep tracker untuk memonitor pola tidur saya dan sedang berusaha untuk tidur paling tidak 7 jam per hari.
3. Scheduling
3. Scheduling
Dengan membuat jadwal untuk kegiatan tertentu di waktu yang spesifik, membangun habit akan jauh lebih mudah.
Misalnya, setiap sore jam 16.30, saya selalu mengajak anak saya main di luar rumah, entah bermain gelembung, mengamati lingkungan sekitar (anak saya suka mencari ladybug 😊), melukis, dll. Saya sudah lakukan ini selama lebuh dari 6 bulan dan sekarang tiap sore saya sudah tidak perlu lagi memutuskan "Sore ini mau ngajak anak saya ngapain ya?" Aktivitas ini seperti sudah berjalan secara otomatis.
Akan tetapi, seorang Rebel akan sulit untuk melakukan strategi ini.
4. Accountability
4. Accountability
Secara harfiah berarti keadaan untuk dipertanggungjawabkan. Karena accountability melibatkan pihak eksternal untuk mengingatkan saat kita tidak menjalankan habit kita, strategi ini akan mudah untuk para Obliger.
Sebelum membaca buku ini, ternyata saya sudah melakukan strategi ini. Saya ikut grup kecil di Facebook yang bertujuan untuk saling mengingatkan antar anggotanya untuk selalu stick pada jadwal olahraga kami.
Jawaban singkatnya adalah SEKARANG. Selain itu, dari dalam diri juga harus ditumbuhkan keinginan untuk berubah. Mulai dari hal-hal kecil, one step at a time.
![]() |
Best friends grow together |
Kapan waktu terbaik untuk memulai?
Jawaban singkatnya adalah SEKARANG. Selain itu, dari dalam diri juga harus ditumbuhkan keinginan untuk berubah. Mulai dari hal-hal kecil, one step at a time.
Keinginan, kemudahan dan alasan
Dalam menjalankan habit, pastinya at some point ada saja rintangan, rasa malas dan godaan. Di buku ini, Rubin juga menjelaskan banyak strategi untuk mengatasinya. Saya tidak akan menyebutkan semuanya karena nanti tulisan saya bisa jadi panjaaang banget. Saya akan menulis beberapa saja yang menurut saya paling mudah saya terapkan (p.s. saya adalah Questioner).
Strategy of abstinence a.k.a. mending enggak usah sekalian. Misalnya saat diet. Dari pada menyimpan sekotak camilan di kulkas yang—rencananya—mau dimakan sedikit demi sedikit saat cheat meals tetapiujung-ujungnya malah over eating, mending dari awal tidak perlu membeli camilan sekalian.
Strategy of inconvenience, dengan memanfaatkan kerepotan. Misalnya saat ingin menghindari keinginan untuk berbelanja online setiap ada sale, logout lah dari semua e-commerce dan hapus autofill peramban kamu.
Saya menyukai diksi Rubin karena sangat mudah dipahami bahkan oleh saya yang bukan _native speaker_ Bahasa Inggris. Hanya saja banyak bagian yang terasa sangat dipaksakan dan tidak perlu untuk dituliskan, seperti saat Rubin berkali-kali menceritakan tentang pengalam diet rendah karbo-nya. Beberapa dialog antara Rubin dengan teman, saudara perempuan dan kliennya juga mencitrakan bahwa Rubin itu orangnya ngeselin dan suka memaksakan keinginannya kepada orang lain.
Di bab awal, Rubin mengkategorikan jenis-jenis kepribadian manusia berdasarkan beberapa hal (seperti yang saya tulis di atas) namun klasifikasi ini kurang elaborasi serta kurang dieksplor di bab-bab selanjutnya. Meskipun demikian, saya belajar banyak dari buku ini dan beberapa tips dan strategi dalam membangun habit yang dia paparkan sangat berguna bagi saya.
Saya merekomendasikan buku ini kepada orang-orang yang kesulitan dalam membangun dan mempertahankan habit yang baik. Saya menganjurkan buku ini untuk dibaca secara skimming.
Strategy of inconvenience, dengan memanfaatkan kerepotan. Misalnya saat ingin menghindari keinginan untuk berbelanja online setiap ada sale, logout lah dari semua e-commerce dan hapus autofill peramban kamu.
Review Buku Better Than Before
Saya menyukai diksi Rubin karena sangat mudah dipahami bahkan oleh saya yang bukan _native speaker_ Bahasa Inggris. Hanya saja banyak bagian yang terasa sangat dipaksakan dan tidak perlu untuk dituliskan, seperti saat Rubin berkali-kali menceritakan tentang pengalam diet rendah karbo-nya. Beberapa dialog antara Rubin dengan teman, saudara perempuan dan kliennya juga mencitrakan bahwa Rubin itu orangnya ngeselin dan suka memaksakan keinginannya kepada orang lain.
![]() |
Review Better Than Before |
Di bab awal, Rubin mengkategorikan jenis-jenis kepribadian manusia berdasarkan beberapa hal (seperti yang saya tulis di atas) namun klasifikasi ini kurang elaborasi serta kurang dieksplor di bab-bab selanjutnya. Meskipun demikian, saya belajar banyak dari buku ini dan beberapa tips dan strategi dalam membangun habit yang dia paparkan sangat berguna bagi saya.
Saya merekomendasikan buku ini kepada orang-orang yang kesulitan dalam membangun dan mempertahankan habit yang baik. Saya menganjurkan buku ini untuk dibaca secara skimming.
“We can only build our habits only on the foundation of our own nature."— Gretchen Rubin
Nilai: ★★★☆☆
_______________
Judul: Better Than Before: Mastering the Habits of Our Everyday Lives
Penulis: Gretchen Rubin
Jumlah halaman: 298 halaman
Bahasa: Inggris
ISBN: 0385348614
_______________
Judul: Better Than Before: Mastering the Habits of Our Everyday Lives
Penulis: Gretchen Rubin
Jumlah halaman: 298 halaman
Bahasa: Inggris
ISBN: 0385348614
Subscribe to:
Posts (Atom)
Social Icons